Tawangmangu, Mei 2015. Sebuah lokasi yang berada di Kabupaten Karanganyar ini sangat terkenal dengan hawa dinginya. Banyak orang bilang sejuk, tetapi menurut saya dingin, Hal ini dikarenakan adaptasi yang sedikit terlambat dari semula berhawa panasnya kota Surabaya, langsung menjadi dinginnya Tawangmangu.
Perjalanan dimulai dari Surabaya saat itu pukul 11pm. Berangkat menggunakan mobil sewaan langsung menuju Tawangmangu. Sampai di daearah sini kurang lebih jam 4am, karena banyak berhenti dan sedikit menikmati pemandangan sepanjang jalanmenuju Grojokan Sewu ini. Yaitu tanjakan pegunungan di daerah sekitar magetan, terlihat telaga sarangan dan juga pintu masuk (Base Camp) Pos pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu, kemudian beberapa kilometer berikutnya Pos pendakian Gunung Lawu via Cemoro Kandang. Tebesit pikiran konyol kala itu dimana saya mengajak teman-teman seperjalanan mampir ke BaseCamp dengan maksud sedikit mendaki. Karena terlihat Pos BaseCamp sangat besar dan bagus, seperti area wisata dengan harapan bisa menikmati beberapa mdpl udara sejuk dan pemandangan yang bagus. Dan ternyata setelah browsing, Gunung Lawu yang memiliki ketinggian 3.265 Mdpl itu, dengan rute yang menanjak di Cemoro Sewu sangat tidak mungkin mendaki beberapa mdpl pun dengan kondisi saya dan kami saat itu dengan tanpa persiapan apapun. Yah, namanya juga pemikiran konyol. Dengan kemudian beberapa bulan kemudian tepatnya 18 Agustus 2015, Alhamdulillah saya bisa sampai ke Puncak Hargo Dumilah, Puncak Gunung Lawu. Lihat juga bagaimana serunya perjalanan kami ke Puncak Hargo Dumilah di
Balik lagi ke perjalanan menuju Grojokan Sewu Tawangmangu ini, Setelah melewati beberapa pemandangan yang eksotik khas lereng pegunungan, akhirnya kami sampai di pintu masuk menuju Air Terjun Grojokan Sewu. Jangan lupa beli tiket dulu, parkir kendaraan yang bagus, dan sarapan alau perlu atau setidaknya teh anget buat menghangatkan badan dan suasana dinginnya Tawangmangu.
Nah, gambar sebelah kiri itu tempat parkir kendaraan kita, kemudian kita jalan kaki kira-kira 300 m ke bawah sampai di pintu masuk selamat datang pada gambar kanan. Nah dari pintu masuk, jalan lagi menurun melewati tangga dan jalan setapak kira-kira 500 m
Estimasi panjang track itu cuma kira-kira pengalaman pas ngetrack aja, bukan patokan sebebarnya. Tapi jauh deketnya track nanti bakal kalah kok sama indahnya pemandangan sama udara sejuknya Tawangmangu, apalagi di waktu pagi seperti pada saat saya berkunjung waktu itu. Capeknya tracking bener-bener enggak kerasa.
Ngomong-ngomong soal Grojokan Sewu, ini yang wikipedia bilang :
Grojogan Sewu berarti air terjun . Meski air terjun di sini tidak berjumlah seribu, tetapi ada beberapa titik air terjun yang dapat dinikmati di sini. Kata sewu atau seribu disini berasal dari seribu pecak, atau satuan jarak yang digunakan saat itu yang merupakan tinggi air terjun. Satu pecak sama dengan satu telapak kaki orang dewasa. Air terjun tertinggi yang ada tingginya sekitar 80 meter. Ada pula air terjun yang tidak terlalu tinggi tetapi pancurannya meluas dan membentuk cabang-cabang. Bila sedang musim hujan, sekeliling tebing akan dihujani air terjun, tetapi saat musim panas, banyak air terjun yang kering.
Nah ada juga beberapa mitos di Air Terjun Grojokan Sewu ini :
Konon jika suatu pasangan yang statusnya belum menikah atau pasangan yang masih dalam tahap pacaran pergi ke air terjun grojogan sewu dan melewati jembatan tersebut maka hubungannya pasti akan berakhir entah itu karena sebab apa tetapi banyak orang yang mempercayainya terutama warga sekitar. Mitos ini sudah berkembang sejak jaman dulu dan tidak diketahui secara pasti kapan mitos ini ada. Oleh karena itulah jembatan ini mendapat sebutan “kreteg pegat” yang artinya jembatan pemisah. Selain itu konon air terjun grojogan sewu pernah digunakan Baladewa putra Bima untuk bertapa saat sebelum terjadinya perang Bharatayudha agar Baladewa tidak ikut perang karena khawatir kesaktiannya tidak dapat ditandingi.
Balik lagi ke bahasan jalan-jalan kita, di sini banyak sekali kera-kera liar yang berkeliaran. Tenang, mereka enggak nakal kok, pokonya kalau kita enggak ganggu dan berniat baik, pasti mereka si kere-kera itu juga enggak bakalan ganggu. Yang penting tetap berhati-hati dan jaga sikap.
Lain lagi udara, suasanan dan pemandangannya enak banget. Sejuk. Enak banget buat menyendiri. Bertapa misalnya, atau cari wangsit. Hahahaha. Maksudnya itu bertapa, cari wangsit itu ya cari pencerahan dari renungan-renungan yang kita renungin sendiri. Saat suasana tenang biasana pikiran kita bisa mencetuskan solusi-solusi dan ide-ide baru yang relevan dengan renungan kita. Itu yang saya mangsud wangsit. :) Ingat relevan lho ya, "RELEVAN". :)
Oke silahkan lihat sendiri keindahan-keindahan Air Terjun Grojokan Sewu ini versi saya. Maaf jika gambar kurang berkenaan karena diambil dari handphone jadul dengan kamera 5 megapixel. Semoga berkesan. Jika kurang berkesan, silahkan datang sendiri ke sini dan nikmati sendiri agar berkesan dan ada nilai tersendiri untuk diri sendiri. :) Hehehehe. (Terlalu Banyak Sendiri).
Masih banyak Latepost Trip yang belum di share. Jadi tetap rajin-rajin kunjungi blog ini buat referensi yang pingin jalan-jalan bisa banget lho atau tanya-tanya langsung aja ke kolom komentar. Insya Allah akan dijawab sesuai pengetahuan dan pengalaman saya. :) Thank's.
2 Comments
keren kak
ReplyDeleteterima kasih :)
Delete