Beberapa hari yang lalu saat ada tawaran menarik untuk ikut keliling hotel Majapahit ini, saya lalu berfikir, teman-teman di Surabaya tertarik sekali dengan hotel yang satu ini. Baru 2 tahun belakangan ini saya paham secara detail ternyata hotel ini menjadi saksi bisu peristiwa 19 September 1945, Insiden Perobekan Bendera yang beberapa orang salah kaprah peristiwa ini teradi di 10 November bertepatan Hari Pahlawan. Ini salah ya, Insiden Perobekan Belanda terjadi pada 19 September 1945 di Hotel Yamato, yang sekarang berubah nama menjadi Hotel Majapahit ini.
Akses dan Lokasi
Hotel ini berada di Jalan Tunjungan 65, Genteng, Surabaya. Jalan Tunjungan pasti udah gak asing lagi kan, dan seringnya jalan ini buka tutup dikarenakan acara yang dilakukan oleh Kota Surabaya seperti, Car Free Day, Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan, Parade Juang, Insiden Perobekan Bendera, dan lain sebagainya.
Jalan Tunjungan adalah jalan satu arah dimana Hotel Majapahit ini terletak di sebelah kiri jalan, setelah melewati pertigaan yang jika ke kiri menuju Pasar Genteng, maju sedikit dan perhatikan kiri jalan. Bangunan yang tak terlalu tinggi, tetapi bergaya klasik dan yang paling mencolok Tiang Bendera dengan Meah Putih berkibar yang berada di atap Hotel yang terlihat dari depan.
Sejarah
Ada yang malas ngomongin sejarah? Saatnya rubah paradigmamu kalau sejarah itu membosankan. Sejarah itu asik, apalagi kalo ternyata kita tahu sejarah ini berkaitan dengan sejarah lainya yang tenyata ada benang merahnya dari satu sejarah ke banyak sejarah lainnya. Membingungkan namun asik untuk memecahkan kesinambungannya. Membuat otak kita berfikir dan tak malas sehingga lebih peka terhadap lingkungan sekitar.
Oke balik ke Hotel Majapahit. Hotel ini dibangun oleh Sarkies Bersaudara. Keluarga dari Iran yaitu Martin Sarkies, Tigran Sarkies, Aviet Sarkies, dan Arshak Sarkies yang mengembangkan bisnis perhotelan. Juga membangun Eastern & Oreinetal Hotel (Malaysia, 1880), Raffles Hotel (Singapura, 1887), dan Strand Hotel (Burma, 1901). Adalah Lukas Martin Sarkies yang membangun Hotel Majapahit ini pada tahun 1910 dimana peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Eugene, anak laki-laki Lucas Martin Sarkies.
Hotel ini pada saat selesai dibagun oleh Lucas Martin Sarkies diberi nama Hotel Oranje, mengambil dari nama pahlawan Belanda yang bernama Willem van Oranje. Hotel ini sangat terkenal pada jamannya dan menjadi pusat kehidupan sosial kalangan atas. Beberapa puluh tahun kemudian saat masa Penjajahan Jepang, Hotel ini berganti nama menjadi Hotel Yamato Hoteru pada tahun 1942, digunakan sebagai markas militer. Pada 1945 Hotel ini berubah nama menjadi Hotel Merdeka. Beberapa tahun kemudian pada 1946 berubah nama menjadi Hotel LSM, lalu pada 1969 berganti nama menjadi Hotel Majapahit. Kemudian pada 1996 berubah lagi nama menjadi Mandarin Oriental Hotel Majapahit, dimana kepemilikannya pun dipegang oleh grup Mandarin Oriental,. Dan yang terakhir kembali berubah nama menjadi Hotel Majapahit kembali pada tahun 2006b sampai sekarang.
Insiden Perobekan Bendera
Kembali saat Hotel ini berganti nama menjadi Hotel Merdeka. Sebelum itu, 19 September 1945 terjadilah peristiwa penting bersejarah bangsa ini. Kejadian bermula pada saat tentara Belanda berniat untuk menguasai kembali Indonesia. Pada 18 September 1945 dibawah pimpinan Ploegman tentara Belanda tiba di Surabaya dan saat itu berada di Hotel ini mengibarkan Bendera Belanda di atas Hotel yang sontak memicu kemarahan arek - arek Suroboyo. Sudirman sebagai perwakilan dari Indonesia melakukan perundingan dengan Ploegman di kamar no 33 Hotel ini yang berakhir gagal dan terjadilah Insiden Perobekan Bendera dimana arek-arek Suroboyo naik ke atas Hotel kemudian merobek Bendera tersebut hingga Berkibarlah Bendera Merah Pituh di atas sana.
Hotel Majapahit
Lobby Utama Hotel
Saatnya berkeliling Hotel, perjalanan dimulai dari rung lobby utama Hotel. Tempatnya asik banget, megah dan adem. Ruang tunggunya juga nyaman banget. Tempatnya minimalis, bukan gedung luas, tetapi minimalis yang keliatan banget mewahnya. Banyak ofoto-foto tentang Hotel ini mulai dari bangunan awal sampai beberapa upgrade bangunan Hotel ini. Beberapa pajangan penghargaan Hotel, foto Sarkies bersaudara, Insiden perobekan bendera, dan masih banyak lagi.
Balai Adika
Ruang ini adalah bangunan asli yang dibangun saat pertama kali Hotel ini berdiri. Terlihat Monumen peletakan batu pertama yang ada di atas pintu akses menuju bangunan ini. Sesaat sebelu masuk Balai Adika merupakan sebuah ruang berkonsep cafe lawas yang terdiri dari barang-barang pajangan lama, meja kursi, pajangan, lampu lawas, dan lain sebagainya.
Masuk Balai Adika ruang hall minimalis tak terlalu besar tapi terlihat mewah. Hall dapat terlihat dari lantai 2 seperti ruang utama kerajaan. Ya memang dulunya tempat ini menjadi pusat dinning and party pada jaman kolonial dahulu oleh kalangan atas. Lampu - lampunya pun terlihat cantik dan klasik.
President Suite
Sebelum masuk President Suite, perjalanan dari Balai Adika ini melewati lorong-lorong yang khas banget bangunan kolonial. Suasananya mewah klasik, pokoknya asik banget dan keren juga, enak dipandang. Hampir di setiap akses kamar, jalan lorongnya seperti ini.
Beberapa langkah sebelum masuk President Suite, terdapat Gebyok (salah satu furniture khas Jawa berupa partisi penyekat ruangan khas Jawa yang pada umumnya terbuat dari bahan kayu jati). Gebyok gak ada yang dibuat tinggi, filosofinya jika orang masuk, ke suatu tempat orang itu harus ndungkluk (merendah) sebagai tanda kulo nuwun (permisi). Gebyok ini hanya sebagai pemanis saja tak benar-benar digunakan untuk meyekat ruangan.
Masuk ke President Suite terbesar se-Asia ini, suasananya mewah banget, tangganya aja dilapisi karpet terang yang enak dipandang. Design bangunanya juga unik.
Lantai 1 nya seperti ruang tamu dan ruang kerja yang duh nyuaman banget. Ruangannya luas, ada TV jadl yang lumayan besar, sofa empuk, ruangan yang adem, dan suasana yang nyaman. Pemandangan luar juga langsung Garden. Ijo-ijo sejuk banget.
Naik ke lantai 2 yaitu kamar tidur yang mewah, ada lemari baju, dan toilet yang besarnya mungkin 3-4 kali kamar kost saya. Hehe. Ada bathup dan kran yang ternyata dibalut emas. Unfaedah banget yak kran aja dilapisi emas. Emang dasar orang kaya. Hehe, kidding.
Keluar sejenak menuju Balkon pemandangan Garden dari Lantai 2 dan view beberapa kamar di depan dan samping. Lokasinya strategis, seperti ruangan raja atau pemimpin pasukan dimana setiap pagi jika terlihat dari balkon, ssemua penghuni kamar lain dengan mudah menyapa dan melambaikan tangak ke Sang Raja sebagai tanda hormat. Emang lho designnya hotel ini bak kerajaan gitu sih menurut saya.
Kolam Renang dan Spa
Cukup ngomongin President Suitenya ya nanti malah gak mau beranjak. Next menuju kolam renang. Masuk ke lorong, sebelum itu adalah ruangan spa yang modelnya emang dibuat rileks gitu. Suasananya sampai saat kami jalan, kerasa rileksnya. Ditambah aroma bunga yang bikin rileks.
Jalan terus bakalan ketemu Kolam Renang. Yang bikin saya betah itu ada bar nya. Bukan bar yang buat minum minum kayaknya, tapi kayak buat pesen es teh atau makanan kayak gitu sepertinya. Ditambah pohon-pohon palm yang menambah sejuk dan indah. Flashback waktu di Lombok suasana Hotel persis kek gini, udaranya juga sejuk, enak, padahal kan sebelah-sebelahnya gedung. Heran juga saya.
Kamar Merdeka No 33
Kenapa disebut Kamar Merdeka? Ada juga lho kamar Arjuna, Kamar Madura, Kamar Surabaya. Nah, ini masuk deretannya Legendary Room Hotel Majapahit ini. Kamar Merdeka udah disebut tadi pas Insiden Perobekan Bendera. Kamar ini letaknya di paling ujung. Kenapa? Karena berada di bagian paling belakang, terdapat pintu kecil yang langsung tembus ke pemukiman warga. Infonya sih sebagai akses pelarian kalo ada keadaan genting atau darurat.
Kalau kamarnya sih terbilang mewah juga, tapi keliatan jelas sama yang President Suites. Yaiyalah secara harga juga bueda. Tapi masih keliatan mewah dan nyaman sekali.
Foto by Anggraeni Septi |
Disini terpajang sebuah foto tentang gambaran singkat bagaimana peristiwa 19 September 1945 dulu. Di sana juga tertulis beberapa paragraf tentang peristiwa 19 September, sekilas kita bisa baca kisah itu di kamar ini.
Lantai 2 Balai Adika
Bingung mau nyebut apa tempat ini. Letaknya sih di Lantai 2 nya Balai Adika. Ruang terbuka yang ada Monumen Perobekan Benderannya, desain seperti ada jembatan yang menghubungkan 2 tempat. Ngambarinnya susah, mungkin bisa dilihat dan dibayangin lewat foto dan video di bawah nanti. Di sini ada juga jam yang gak tau ya mesin dan tenaga apa tetapi yang jelas jam masih berfungsi baik sampai saat saya kesana kemaren.
Cafe Hotel Majapahit
Menuju akhir tour, kita dilewatkan ke cafe-cafe yang ada di sini. Tempatnya apik dan khas banget eropa. Bar, tatanan ruang, dan hall nya bisa dibilang memanjakan mata, apalagi ditambah makanan yang enak-enak sepertinya (karena saya gak mencicipi). Yang sempet saya tahu sih, Sarkies Cafe, Toko Deli, dan Restauran apa yang yang besar di sana (Indigo Restaurant) kalo gak salah, sama satu lagi Cafe yang di depannya Balai Adika.
Pihak Hotel ngasih afternoon tea yang mewah juga lho. Makanan dan minuman ala Hotel Majapahit. Minimalis tapi berkelas. Rasanya juga enak. Yang bikin nyaman juga sambil menikmati Lobby nya hotel majapahit yang keren dan nyaman. Asik pol lah pokoknya. Hehehe.
Foto by Anggraeni Septi |
Masih banyak yang bisa diceritain soal hotel ini. Detail per detailnya yang gak mungkin saya tulis panjang lebar di sini. Intinya coba deh sesekali ikut Hotel Tour nya aja biar bisa ngerasain sensasi kerennya Hotel Majapahit ini. Biayanya terjangaku kok, 100rb an lebih dikit udah bisa puas-puasin keliling Hotel, plus dapet Afternoon Tea yang kayak saya tadi. Ditambah suasana ademnya Hotel itu enak banget, kayak refresing gitu. Mungkin video singkat ini bisa sedikit menjelaskan lebih detail.
Oke ada baiknya silahkan langsung coba sendiri kesini. Untuk informasi bisa langsung ke Hotel Majapahit Surabaya.
Team Perjalanan
Team perjalanan kali ini cukup unik sih, gak begitu kenal tapi disatukan dalam komunitas yang sama (Follower LoveSuroboyo). Bertalenta juga, ada yang fotografer, blogger, dan tukang paido (saya). Hehehe. Here we go,
Edoniar Jeri Pratama ( @edoniarjerypratama )
M. Nafilil A. ( @awalyangbaru_ )
Anggraeni Septi ( @akuanggraenisepti )
8 Comments
Tim hore
ReplyDeleteyO'I tEAM hORE..
DeleteWah seru banget jalan2 sama kalian di Hotel Majapahit apalagi sampe menjelajah President Suite terbesar se Asia. Tour guidenya juga sabaaaaar banget dampingi kita.
ReplyDeleteDan sepanjang perjalanan aku udah lega karena udh gak penasaran sama toiletnya wkwkwk :D
Makasih ya mas Agung sudah menuliskan se detail ini. Runtut dan informatif :)
Jangan kapok ya jalan2 sama kami :)
Makasih juga mbak wis dikasih slot buat ikut free hotel tournya. Mantap pokoknya. Next time bisa dicoba ke tempat yang beda dengan team yang sama mungkin. (y) (y)
DeleteWaw desainnya keren, klasik tapi tetep pas untuk kawula muda kayak saya. Hehe.. kapan ke Surabaya nginep ah..
ReplyDeleteBisa dicoba, saya sendiri malah belum pernah juga sih kalo nginep. Hehe
DeleteIni brp jam kak? Mulai jam berapa? Boleh berhenti foto2?
ReplyDeleteKalo saya kemaren kebetulan start jam 2 siang selesai sekitar sebelum maghrib. Menyesuaikan aja dan fleksibel kok bisa foto2 juga tentunya. Coba langsung DM ke Hotel Majapahit Surabaya langsung aja (@hotelmajapahitsby) . :)
Delete