Ada sebuah frasa sederhana yang menurut saya sangat menyentuh, "Lagu kita tetap sama, Indonesia Raya". Bukankah ini bukti bagaimana sebuah karya menjadi alat pemersatu bangsa. Kemudian saya tersadar bahwa ada perjuangan yang tak melulu dengan darah dan
keringat. Perjuangan dapat dilakukan dengan ide dan karya. Kalian tahu siapa orangnya? Adalah seorang laki laki berusia 35 tahun yang bahkan tak sempat merasakan kemerdekaan, tapi beliau yakin bahwa merdeka akan terwujud suatu saat nanti. Dan 80 tahun lebih kemudian, apa kabar? Sudah merdeka? Sudah hafal lagunya? Tahu lirik aslinya? Tahu siapa orangnya? Tahu bagaimana sejarah hidupnya? Baiklah, mari belajar lagi.
Wage Rudolf Soepratman
Beliaulah laki - laki berusia 35 tersebut (1903 - 1938). Sang Maestro pencipta lagu yang dahulu tiap hari senin saya dan teman-teman nyanyikan mengiringi pengibaran Bendera Merah Putih, Indonesia Raya. Lahir di Jatinegara, Senin Wage 9 Maret 1903 dan meninggal di Surabaya, 17 Agustus 1938.Saat itu juga dinyanyikan lagu Indonesia Raya dengan iringan biola langsung oleh WR Soepratman. Semula refrain lagu Indonesia ini terlutis, "Indones', Indones', Merdeka, Merdeka", namun kemudian dilarang dinyanyikan dengan refrain tersebut sampai saat pemerintahan Jepang tahun 1944 baru diijinkan. WR Soepratman lalu dikejar kejar oleh polisi Hindia Belanda yang akhirnya tertangkap dan ditahan di Penjara Kalisosok pada 7 Agustus 1938. 10 hari kemudian beliau wafat di Surabaya tepatnya di Jalan Mangga yang sampai saat ini rumah tersebut diabadikan dan dijadikan Museum Rumah Wafat WR Soepratman.
Sedangkan almarhum sendiri dimakamkan di Jalan Kenjeran yaitu pemakaman umum Rangkah yang kemudian dipindahkan tepat di depannya yaitu sebrang jalan kuburan tersebut. Dimana sampai saat ini makam masih terawat dan dijadikan areal khusus dimana terdapat nisan beliau dan dibangun juga patung, monumen yang berisi text asli Indonesia Raya 3 stansa, dan monumen sejarah singkat hidup beliau.
Akses dan Lokasi
Area Makam WR Soepratman
Seperti sudah saya katakan di atas, komplek area makam ini terdiri dari :Joglo tempat makam almarhum WR Soepratman
Monumen Sejarah Hidup WR Soepratman.
Berisi sejarah singkat almarhum beliau sejak dilahirkan dan perjuangan lahirnya lagu kebangsaan Indonesia Raya hingga wafatnya beliau.
Patung Wage Rudolf Soepratman.
Sebuah patung gagah berdiri yang merupakan replika beliau memainkan biola. Tertulis Wage Rudolf Soepratman, Pencipta Lagu Indonesia Raya.
Monumen Text Indonesia Raya
Sudah pada tahu kan kalau Indonesia Raya ada 3 stansa? Hayo baru tahu apa sudah pada tahu? Jujur saya baru tahu beberapa waktu lalu kalau Indonesia Raya ada 3 stansa. Maksudnya seperti 3 paragraf dalam 1 lagu. Atau mungkin lebih tepat disebut bait atau apa ya? Lihat gambar di atas sebelum ini dan tepat di belakang patung WR Soepratman ada 3 lirik lagu nah itu maksud saya Indonesia Raya 3 stansa.Yang saya hafal hanya 1 stansa yang biasa dinyanyikan saat upacara bendera jaman - jaman "Dilan" dulu. Haha. "Elek elekan mbiyen pernah dadi anggota paduan suara lho awake dewe".
Area Upacara Komplek Makan WR Soepratman.
Gak tahu sih ini lebih tepat disebut apa cuma ada tempat yang bisa dipake untuk upacara dengan tiang bendera dan pasukan mungkin dihadapkan pada patung WR Soepratman langsung karena berada di belakang tiang benderanya.
Secara garis besar seperti itulah komplek pemakaman Sang Maestro WR Soepratman. Tak lupa kami banyak belajar juga saat disana, apalagi bersama Bapak Soerachman salah satu anggota keluarga dari almarhum WR Soepratman yang kebetulan juga berada di sana saat kunjungan kami. Ada beberapa cerita yang kami dapat langsung dari beliau.
Team Perjalanan
Eh iya, jadi tanggal 9 Maret itu ditetapkan sebagai Hari Musik Nasional pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dimana tanggal tersebut merupakan hari kelahiran Sang Maestro Wage Rudolf Soepratman. Demikian sekilas info dari saya. :D
0 Comments